
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria adalah dua penyakit menular yang sering terjadi di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Meskipun keduanya memiliki gejala yang mirip, penanganan dan pengobatannya sangat berbeda. Di Tahuna, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara membedakan gejala DBD dan malaria agar tidak terjadi kesalahan dalam diagnosis dan pengobatan.
1. Memahami Penyebab Penyakit
Sebelum membahas gejala, penting untuk memahami penyebab dari kedua penyakit ini. DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Sementara itu, malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Pengetahuan tentang penyebab ini dapat membantu masyarakat lebih waspada terhadap lingkungan sekitar.
2. Gejala Umum DBD dan Malaria
Meskipun DBD dan malaria memiliki gejala yang mirip, ada beberapa perbedaan yang dapat membantu dalam diagnosis awal:
- Demam Tinggi:
- DBD: Demam tinggi mendadak yang bisa mencapai 39-40 derajat Celsius dan berlangsung selama 2-7 hari.
- Malaria: Demam sering kali bersifat siklik, dengan suhu yang naik turun, biasanya terjadi setiap 48 atau 72 jam tergantung pada jenis Plasmodium.
- Nyeri Otot dan Sendi:
- DBD: Nyeri otot dan sendi yang parah sering disebut “breakbone fever” karena intensitasnya.
- Malaria: Nyeri otot dan sendi juga dapat terjadi, tetapi biasanya tidak seintensif pada DBD.
- Ruam Kulit:
- DBD: Ruam kulit dapat muncul setelah demam, biasanya berupa bintik-bintik merah.
- Malaria: Ruam kulit jarang terjadi pada malaria.
- Gejala Pencernaan:
- DBD: Mual, muntah, dan nyeri perut dapat terjadi, terutama saat kondisi memburuk.
- Malaria: Mual dan muntah juga dapat terjadi, tetapi lebih sering disertai dengan diare.
3. Gejala Lanjutan yang Perlu Diwaspadai
Kedua penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.
- DBD: Dapat menyebabkan kebocoran plasma, yang berpotensi mengakibatkan syok dan kematian. Tanda-tanda peringatan termasuk nyeri perut yang parah, muntah terus-menerus, dan perdarahan.
- Malaria: Dapat menyebabkan anemia berat dan komplikasi organ, seperti gagal ginjal. Tanda-tanda peringatan termasuk kesulitan bernapas, kejang, dan kehilangan kesadaran.
4. Pentingnya Diagnosis yang Tepat
Karena gejala yang mirip, sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari tenaga medis. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Tes darah dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi disebabkan oleh virus dengue atau parasit malaria.
5. Pencegahan dan Perawatan
Pencegahan adalah kunci untuk menghindari kedua penyakit ini. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi:
- Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, mengenakan pakaian panjang, dan memasang kelambu.
- Mengurangi tempat berkembang biak nyamuk dengan membersihkan genangan air di sekitar rumah.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika tinggal di daerah endemis.
Membedakan gejala DBD dan malaria sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. PAFI Tahuna mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan tidak ragu untuk mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat melindungi diri dan orang-orang terkasih dari kedua penyakit berbahaya ini.